Cuaca Ekstrem Masih Mengancam Wilayah Indonesia, NTT Siaga

Cuaca Ekstrem Masih Mengancam Wilayah Indonesia, NTT Siaga

Ringkasan Berita

Selama satu minggu ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah di Indonesia diperkirakan masih signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh perpaduan fenomena atmosfer global, regional, dan lokal yang membuat atmosfer tetap labil sehingga mendukung pertumbuhan awan konvektif yang signifikan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di beberapa wilayah Indonesia.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Selama satu minggu ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah di Indonesia diperkirakan masih signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh perpaduan fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal yang membuat atmosfer tetap labil sehingga mendukung pertumbuhan awan konvektif yang signifikan.

Pada skala global, kontribusi peningkatan pembentukan awan hujan dari Samudera Hindia dengan indikator Dipole Mode Index (DMI) saat ini tercatat sebesar -1.57. Sementara itu, kontribusi dari Samudera Pasifik yakni Southern Oscillation Index (SOI) juga menunjukkan nilai signifikan, yaitu +13.1.

Kedua hal tersebut mengindikasikan adanya aliran massa udara signifikan masuk ke wilayah Indonesia, baik dari Samudra Hindia maupun dari Samudra Pasifik. Kondisi ini memperkuat suplai uap air di wilayah Indonesia dan memicu pembentukan awan hujan.

Meskipun Madden-Julian Oscillation (MJO) berada pada fase 6 (Western Pacific), namun secara spasial fenomena ini diperkirakan aktif di Jawa, Bali, NTT, NTB, serta sebagian Sumatra dalam beberapa hari ke depan, sehingga berpotensi meningkatkan peluang terjadinya hujan di wilayah tersebut.

Selain itu, Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat diprediksi aktif di Samudra Hindia barat Sumatra, sebagian besar Pulau Sumatra, Selat Malaka, Kepulauan Riau, Laut Natuna, Laut Natuna Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Laut Sulawesi, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Samudra Pasifik utara Halmahera.

Hal ini menyebabkan adanya potensi peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Tidak hanya itu, Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke arah timur juga diprediksi aktif di wilayah Samudra Hindia barat Lampung dan selatan NTT yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Kombinasi antara MJO, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Rossby Ekuator pada wilayah dan periode yang sama diprediksi aktif di wilayah Samudra Hindia barat Kep. Mentawai hingga selatan NTT, Aceh, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Selat Karimata, Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan Laut Jawa, yang berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Disisi lain, Sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia barat Aceh, di Samudra Hindia barat Bengkulu, di perairan barat daya Lampung, di perairan selatan Nusa Tenggara Barat-Nusa Tenggara Timur, di utara Kalimantan dan di Papua Selatan yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di sebagian besar wilayah Indonesia.

Dorongan massa udara kering dari BBU dan BBS juga memberikan pengaruh terhadap wilayah yang berada di depan batas dorongan, seperti di Laut Natuna Utara, Semenanjung Malaysia, Kepulauan Riau, perairan timur Filipina, perairan barat Sumatra, Sumatra bagian selatan, pesisir barat Sumatra, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, Pesisir selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Dengan kelembapan udara yang cukup dan labilitas lokal yang relatif kuat, proses pembentukan awan konvektif menjadi lebih signifikan.

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

Periode 14 -16 November 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, DK Jakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (hujan lebat- sangat lebat):
  • Aceh, Sumatera Utara, Kep. Riau, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.

  • Angin Kencang:

  • Bengkulu, Riau, Kep. Riau, Banten, DK Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan NTT

Periode 17-20 November 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DK Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (hujan lebat-sangat lebat):
  • Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Papua Pegunungan, dan Papua.

  • Angin Kencang:

  • Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Lampung, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.

Imbauan

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan, BMKG mengimbau masyarakat menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.

BMKG juga mengingatkan masyarakat siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.

0 Response to "Cuaca Ekstrem Masih Mengancam Wilayah Indonesia, NTT Siaga"

Posting Komentar